Enter your keyword

TANTANGAN KUALITAS AIR DI DESA TIMBULSLOKO: DAMPAK INTRUSI AIR LAUT DAN AKTIVITAS MANUSIA

TANTANGAN KUALITAS AIR DI DESA TIMBULSLOKO: DAMPAK INTRUSI AIR LAUT DAN AKTIVITAS MANUSIA

TANTANGAN KUALITAS AIR DI DESA TIMBULSLOKO: DAMPAK INTRUSI AIR LAUT DAN AKTIVITAS MANUSIA

Tantangan Kualitas Air di Desa Timbulsloko: Dampak Intrusi Air Laut dan Aktivitas Manusia

Oleh: Arif Susanto | Penyunting: Dasapta Erwin Irawan

Kualitas air merupakan masalah krusial yang dihadapi oleh banyak wilayah pesisir di Indonesia. Salah satu contoh nyata dapat dilihat di Desa Timbulsloko, sebuah desa pesisir yang mengalami dampak serius dari intrusi air laut dan berbagai aktivitas manusia. Hasil penelitian terbaru menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan dan memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.

Tim survei yang beranggotakan dosen KK Geologi Terapan, Arif Susanto, ST., MT dan mahasiswa S1 Teknik Geologi Sultoni, dari KK Geologi Terapan, mencoba memetakan situasi di Desa Timbulsloko, Kabupaten Demak.

Kondisi Kualitas Air yang Memprihatinkan

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada dua lokasi sampel (TS-1 dan BR-1), ditemukan beberapa parameter kualitas air yang jauh melebihi ambang batas yang direkomendasikan. Total Dissolved Solids (TDS) mencapai 543 mg/L di TS-1 dan bahkan 1394 mg/L di BR-1, jauh melampaui batas yang diperbolehkan sebesar 500 mg/L. Tingginya kadar TDS ini mengindikasikan kandungan mineral yang berlebihan, yang dapat mempengaruhi rasa, palatabilitas, dan kegunaan air.

Lebih mengkhawatirkan lagi, konsentrasi Sodium (Natrium) ditemukan sebesar 187,48 mg/L di TS-1 dan melonjak hingga 446,09 mg/L di BR-1. Peningkatan kadar natrium ini menunjukkan adanya salinitas yang tinggi, terutama di lokasi yang sering terkena banjir rob. BR-1 juga menunjukkan kadar Klorida (472,29 mg/L) dan Sulfat (329,92 mg/L) yang tinggi, sementara parameter-parameter ini tidak terdeteksi di TS-1.

Dari segi mikrobiologi, Total Coliform ditemukan sebanyak 4 CFU/100 mL di BR-1, melebihi standar air minum yang aman (0 CFU/100 mL). Hal ini menunjukkan adanya kontaminasi mikrobiologi yang kemungkinan berasal dari sistem sanitasi yang buruk atau limpasan perkotaan yang membawa kontaminan ke perairan.

Penyebab Utama Permasalahan

Intrusi air laut menjadi faktor dominan yang mempengaruhi kualitas air di Desa Timbulsloko. Fenomena ini diperburuk oleh penurunan permukaan tanah (land subsidence) dan peningkatan salinitas akibat perubahan iklim. Karakteristik geologi Pantai Utara Jawa yang terdiri dari sedimen tidak terkonsolidasi membuatnya rentan terhadap kompaksi alami, penurunan, dan erosi.

Aktivitas manusia seperti penebangan hutan mangrove dan perluasan tambak juga berkontribusi signifikan terhadap degradasi kualitas air. Kerusakan ekosistem mangrove mengurangi pertahanan alami pantai dan membuka jalan bagi intrusi air laut yang lebih parah.

Dampak dan Implikasi

Kondisi air yang tercemar ini memiliki dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat dan keberlanjutan ekosistem pesisir. Air dengan kadar TDS, natrium, klorida, dan aluminium yang tinggi tidak layak untuk dikonsumsi tanpa pengolahan yang memadai. Kontaminasi mikrobiologi juga meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air.

Dari perspektif ekologis, intrusi air laut dan degradasi kualitas air mengancam keseimbangan ekosistem pesisir dan dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati. Hal ini pada gilirannya akan mempengaruhi mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada sumber daya pesisir.

Langkah-langkah yang Diperlukan

Menghadapi tantangan ini, beberapa langkah kritis perlu segera diambil:

  • Pembangunan infrastruktur pengolahan air – Desa-desa pesisir yang mengalami penurunan permukaan tanah membutuhkan sistem pengolahan air yang memadai untuk menjamin pasokan air bersih bagi masyarakat.
  • Pemantauan dan regulasi ekstraksi air tanah – Untuk mengurangi penurunan permukaan tanah, diperlukan pengelolaan air tanah yang berkelanjutan yang menyeimbangkan kebutuhan manusia dengan keberlangsungan lingkungan.
  • Restorasi ekosistem mangrove – Mangrove berfungsi sebagai penyangga alami terhadap erosi pantai, banjir pasang, dan intrusi air laut. Upaya penanaman kembali dan pelestarian mangrove harus menjadi prioritas.
  • Strategi adaptasi berbasis masyarakat – Inisiatif edukasi, program pemantauan partisipatif, dan pendekatan tata kelola kolaboratif akan memberdayakan penduduk lokal untuk berkontribusi aktif dalam solusi lingkungan.

Kesimpulan

Kasus Desa Timbulsloko harus menjadi peringatan bagi pengelolaan zona pesisir terpadu dan tata kelola lingkungan yang proaktif. Diperlukan tindakan terkoordinasi di berbagai sektor untuk mengatasi tantangan kompleks dan saling terkait ini sebelum mencapai titik kritis yang tidak dapat dipulihkan.

Upaya bersama dari pemerintah, akademisi, masyarakat lokal, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan kualitas air di wilayah pesisir. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, kita dapat berharap untuk memulihkan dan melindungi sumber daya air yang berharga ini untuk generasi mendatang.

Hits: 3

EnglishIndonesia