Enter your keyword

Mengenal Ditpro ITB: Pilar Pendidikan Profesional Berkelanjutan

Mengenal Ditpro ITB: Pilar Pendidikan Profesional Berkelanjutan

Mengenal Ditpro ITB: Pilar Pendidikan Profesional Berkelanjutan

Mengenal Ditpro ITB: Pilar Pendidikan Profesional Berkelanjutan

Oleh: Dasapta Erwin Irawan

Institut Teknologi Bandung (ITB) selalu menjadi garda terdepan dalam inovasi dan pendidikan, tidak terkecuali dalam pengembangan profesional berkelanjutan. Di balik upaya tersebut, terdapat Direktorat Pendidikan Profesional Berkelanjutan, atau yang lebih akrab disebut Ditpro ITB. Ditpro bertekad untuk menjadi pusat pelatihan dan pengembangan profesional (Center for Training and Professional Development) yang dapat diakses melalui situs web ICECENTER.

Tim di Balik Ditpro

Kepemimpinan yang kuat adalah kunci kesuksesan Ditpro. Saat ini, Prof. Ir. Ridwan Sutriadi, S.T., M.T., Ph.D., menjabat sebagai Direktur Pendidikan Profesional Berkelanjutan. Beliau didampingi oleh Ir. Irwan Iskandar, S.T., M.T., Ph.D., sebagai Kasubdit Perancangan Program5, dan Dr. Dina Dellyana, S.Farm., MBA., sebagai Kasubdit Pelaksanaan Program. Tim ini bekerja sama untuk memastikan program-program Ditpro berjalan lancar dan efektif.

Belajar dari Harvard: Model Keuangan Berkelanjutan

Ditpro mengambil inspirasi dari model keuangan institusi kelas dunia. Sebagai contoh, Harvard University menunjukkan bahwa filantropi adalah tulang punggung operasional mereka, menyumbang 45% dari total pendapatan yang berasal dari donasi dan hasil investasi dana abadi. Selain itu, pendidikan juga memegang peranan penting, khususnya untuk program gelar dan pelatihan eksekutif, yang berkontribusi 21% dari total pendapatan. Riset juga memberikan kontribusi signifikan, dengan dukungan besar dari pemerintah AS, mencapai 16% dari total pendapatan. Diversifikasi pendapatan melalui kategori “Lain-lain” sebesar 18% menunjukkan kompleksitas dan keberlanjutan model keuangan yang diterapkan.

 

Peran Kunci Ditpro dalam Ekosistem Pendidikan

Ditpro memiliki beberapa peran strategis yang esensial:

  • Platform Database: Mengumpulkan data pola workshop dan pelatihan di ITB yang memiliki potensi pasar.
  • Penghubung (Connector): Berfungsi sebagai hub yang menghubungkan mitra perusahaan dengan pusat fakultas/sekolah untuk menyelenggarakan program workshop dan pelatihan.
  • Penerbitan Sertifikat: Menjadi unit yang sah dalam penerbitan sertifikat dengan logo ITB atau LSP dari BNSP.
  • Promosi Program: Melakukan promosi dan pelaksanaan program workshop dan pelatihan, baik secara reguler, Continuing Education (CE), maupun yang berlisensi BNSP.
  • Inklusivitas: Memastikan jangkauan ke seluruh lapisan masyarakat melalui pemanfaatan media sosial untuk pembelajaran.

 

Ragam Program Unggulan Ditpro

Ditpro menawarkan berbagai program untuk mengembangkan kompetensi, baik soft skill maupun technical skill.

Pengembangan Kompetensi:

  • Soft Kompetensi: Meliputi program seperti Leadership dan Early Career.
  • Technical Kompetensi: Menawarkan program LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi), pelatihan, dan sertifikasi industri internasional.

Program-program ini didukung oleh berbagai inisiatif seperti Lite Academia, ICE Podcast, ICE Master Class, Credit Earning, dan ITB Power Up Series.

Jenis-jenis Program Ditpro:

  • Sertifikasi: Pengakuan resmi atas kompetensi atau keahlian di bidang tertentu, mencakup Sertifikasi Nasional (BNSP) dan Internasional.
  • Pelatihan (Training): Dibagi berdasarkan segmen pasar dan jenis kolaborasi:
    • Public Training: Program terbuka yang bisa diikuti individu secara daring, mencakup topik praktis, diselenggarakan reguler dengan jadwal dan materi yang sudah ditentukan, dan bisa gratis atau berbayar via platform ICE.
    • Corporate Training: Pelatihan khusus (on-demand) untuk karyawan perusahaan guna meningkatkan keterampilan dan kinerja sesuai kebutuhan organisasi, bersifat tertutup dan disesuaikan konteks bisnis perusahaan.
    • Joint Training: Program kolaborasi antara institusi dengan lembaga swasta atau pemerintah, baik dari dalam maupun luar negeri, dapat dilakukan secara daring atau luring.
  • Credit Earning & Microcredential: Program pendidikan non-reguler yang dapat memperoleh SKS (Satuan Kredit Semester). Ini termasuk
    • Zip Program, di mana peserta mengikuti pelatihan setara beban SKS tertentu dan dapat diakui setara dengan mata kuliah tertentu, serta
    • NRNG (Non-Reguler Non-Gelaran) yang memungkinkan pengambilan mata kuliah reguler di semester berjalan ITB secara luring atau hibrida. Satu SKS Magister (/Pekan) setara dengan 50 menit tatap muka, 1-2 jam terstruktur, dan 2-3 jam belajar mandiri.
    • Executive Education: Program khusus untuk para profesional, manajer, dan eksekutif yang ingin meningkatkan keterampilan manajerial, kepemimpinan, dan pengetahuan bisnis tanpa meninggalkan pekerjaan mereka.

Proses Pembentukan LSP P1 ITB

Ditpro juga aktif dalam pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 ITB. Tahapan proses lisensi LSP baru meliputi:

  1. Pengajuan Apresiasi: Calon LSP mengajukan apresiasi dan memaparkan komitmen kepada BNSP.
  2. Verifikasi Draf Skema: Calon LSP mengajukan verifikasi dan penetapan draf skema sertifikasi ke BNSP.
  3. Penyusunan MUK: Calon LSP menyusun perangkat materi Uji Kompetensi (MUK) sesuai skema.
  4. Persiapan Full Asesmen: Melakukan uji coba perangkat MUK, audit internal kelengkapan dokumen, dan persyaratan full assessment.
  5. Full Asesmen: Pelaksanaan penilaian penuh kelengkapan dan dokumen persyaratan oleh BNSP (penerimaan lisensi LSP).
  6. Full Witness: Pelaksanaan uji perdana oleh LSP yang disaksikan oleh BNSP40.

Simulasi Pendapatan Program Credit Earning

Sebagai contoh perhitungan pendapatan dari program

Credit Earning, jika ada 5 peserta yang mengkonversi mata kuliah AT6005 Hidrogeologi Indonesia (2 SKS):

  • MK setara 2 SKS: 5 orang x 2 SKS x Rp 1.250.000 = Rp 12.500.000.
  • Biaya pendaftaran (Admission): 5 orang x Rp 300.000 = Rp 1.500.000.
  • Dari total Rp 12.500.000, 80% (Rp 10.000.000) dialokasikan untuk F/S (dosen), dan 20% (Rp 2.500.000) untuk ITB. Biaya admission akan masuk ke Dirdik ITB.

Simulasi Skema Keuangan

  • Biaya Sertifikat ITB: Ada potongan awal sebesar 20% untuk ITB. Nilai bersih 80% dari total akan dibagi, di mana 85% untuk tim dosen sebagai honorarium SBU dan 15% untuk Ditpro.
  • Pelatihan melalui Fakultas: Jika ada pelatihan yang masuk melalui Fakultas, anggaran akan dialihkan ke Ditpro. Dari total pendapatan, sebagian akan dialokasikan untuk pajak dan overhead, sebagian untuk biaya operasional dosen, dan sebagian untuk sertifikat.

Ditpro ITB terus berinovasi untuk memberikan pendidikan profesional berkelanjutan yang relevan dan berkualitas, memastikan lulusan ITB siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi secara signifikan di berbagai sektor.

Tentu, berikut adalah postingan blog yang merangkum tindak lanjut yang dapat Anda lakukan sebagai Dekan FITB, berdasarkan presentasi Ditpro:


Langkah Strategis FITB Menanggapi Program Ditpro ITB: Membangun Kompetensi Unggul Bidang Kebumian

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) menyambut baik dan mengapresiasi presentasi Panduan Program Strategis dari Direktorat Pendidikan Profesional Berkelanjutan (Ditpro) ITB. Inisiatif Ditpro ini merupakan langkah maju yang krusial bagi ITB dalam menyediakan pendidikan berkelanjutan yang relevan dengan dinamika industri dan kebutuhan masyarakat. FITB melihat banyak sekali potensi kolaborasi yang bisa kita gali bersama untuk memperkuat peran FAKULTAS dalam ekosistem ini, salah satunya untuk mendukung PROGRAM FITB KINARYA.

Dukungan Penuh dan Visi Bersama

Pertama, FITB mendukung penuh program-program Ditpro. Program ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas lulusan ITB, tetapi juga membuka peluang baru bagi alumni untuk terus mengembangkan karier mereka, serta memperluas kontribusi nyata FITB kepada industri dan pembangunan nasional, khususnya di sektor kebumian.

Mengidentifikasi Peluang Kolaborasi Spesifik untuk FITB

FITB memiliki keunikan dan kepakaran di bidang ilmu kebumian yang sangat spesifik dan dibutuhkan. Berikut adalah beberapa area kolaborasi yang menjadi fokus kami:

  • Peluang Credit Earning dan Microcredential Relevan: Presentasi Ditpro telah menyinggung mata kuliah seperti “AT6005 Hidrogeologi Indonesia (2 SKS)” sebagai contoh credit earning. Kami akan segera mengidentifikasi lebih banyak mata kuliah unggulan di FITB, mulai dari geologi, geofisika, hingga oseanografi dan meteorologi/klimatologi, yang dapat diadaptasi menjadi program credit earning atau microcredential bagi para profesional yang ingin mendalami spesialisasi bidang kebumian. Ini adalah jalur cepat bagi mereka untuk meningkatkan kompetensi dengan pengakuan SKS dari ITB.
  • Pengembangan Pelatihan Berbasis Kepakaran FITB: Dosen-dosen FITB memiliki keahlian mendalam yang dapat diwujudkan dalam program Public Training, Corporate Training, dan Joint Training. FITB akan mendorong dosen-dosen untuk mengembangkan modul-modul pelatihan khusus di bidang seperti geoteknik, eksplorasi sumber daya, mitigasi bencana geologi, survei kelautan, atau pemodelan iklim, serta tema-tema sesuai dengan bidang keilmuan yang diampu dosen-dosen FITB, yang sangat diminati oleh perusahaan dan lembaga pemerintah.
  • Pembentukan LSP Bidang Kebumian: Saya sangat antusias dengan potensi pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 ITB. FITB dapat menjadi lokomotif dalam inisiatif ini, khususnya untuk sertifikasi kompetensi di bidang geologi, geofisika, atau hidrogeologi. Kami siap menyumbangkan keahlian dosen dalam penyusunan Perangkat Materi Uji Kompetensi (MUK) dan memfasilitasi proses persiapan full assessment hingga full witness dengan BNSP.
  • Kontribusi Konten untuk Platform Digital Ditpro: Kami akan mendorong dosen-dosen FITB untuk berkontribusi dalam Lite Academia, ICE Podcast, atau ICE Master Class 7dengan topik-topik inovatif di bidang kebumian, sehingga ilmu pengetahuan dan kepakaran FITB dapat menjangkau audiens yang lebih luas melalui media sosial.

Meninjau Skema Keuangan dan Insentif

Transparansi dan kejelasan skema keuangan adalah kunci. Kami akan berdiskusi lebih lanjut dengan Ditpro mengenai detail pembagian persentase pendapatan, khususnya yang berkaitan dengan alokasi untuk fakultas dan komponen honorarium bagi dosen. Kami ingin memastikan adanya insentif yang kuat dan adil bagi dosen FITB yang berkontribusi dalam program-program ini, mengingat dedikasi dan waktu yang mereka curahkan.

Saran Pengembangan Program Lebih Lanjut

Untuk memaksimalkan dampak, kami juga ingin mengusulkan beberapa hal:

  • Pemanfaatan Jaringan Alumni FITB: Alumni FITB tersebar luas di berbagai sektor industri. Kami dapat berkolaborasi dengan Ikatan Alumni FITB untuk menjaring peserta program, atau bahkan mengundang alumni sukses sebagai narasumber yang memberikan perspektif praktis.
  • Kajian Kebutuhan Industri Berkelanjutan: Penting untuk secara rutin melakukan kajian mendalam tentang kebutuhan kompetensi terkini di industri kebumian. FITB siap berpartisipasi aktif dalam survei atau diskusi kelompok terarah untuk memastikan program Ditpro selalu relevan dan diminati pasar.
  • Integrasi Kurikulum: Kami akan menjajaki kemungkinan integrasi yang lebih erat antara program Credit Earning Ditpro dengan kurikulum reguler FITB, memberikan fleksibilitas lebih bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan spesialisasi atau bagi alumni yang ingin memperbaharui pengetahuan mereka.

Langkah Tindak Lanjut Konkret

Sebagai langkah konkret, FITB akan segera membentuk tim koordinasi internal yang akan menjadi penghubung utama dengan Ditpro. Tim ini akan bertanggung jawab untuk:

  1. Mengidentifikasi daftar mata kuliah dan keahlian spesifik FITB yang dapat diintegrasikan ke dalam program Credit Earning dan pelatihan Ditpro.
  2. Menyusun proposal program pelatihan dan sertifikasi yang relevan dengan kebutuhan industri kebumian.
  3. Berkoordinasi dengan Ditpro untuk mengklarifikasi detail skema keuangan dan mekanisme operasional.
  4. Mendorong dosen-dosen FITB untuk aktif berpartisipasi dalam setiap inisiatif Ditpro.

Kami juga akan menjadwalkan pertemuan lanjutan antara pimpinan Ditpro dengan Ketua Program Studi dan dosen-dosen relevan di FITB untuk mendetailkan rencana aksi dan memulai implementasi program-program kolaborasi ini.

Dengan semangat kolaborasi yang kuat, saya yakin FITB dan Ditpro ITB dapat bersama-sama menciptakan program pendidikan profesional berkelanjutan yang unggul, menghasilkan talenta-talenta terbaik di bidang ilmu kebumian, dan membawa dampak positif bagi kemajuan bangsa.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi www.icecenter.itb.ac.id atau menghubungi +62 811-1111-1640.

Hits: 3

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

EnglishIndonesia