ITB Bekerja Sama dengan PT GPS Land Indosolution untuk Memetakan Objek Arkeologi di Bawah Laut
Oleh: Mentari Khoerunnisa Azzahra | Penyunting: Dasapta Erwin Irawan
Mahasiswa magister ITB jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika bekerja sama dengan PT GPS Land Indosolution untuk mengumpulkan data menggunakan Total Laser Scanner (TLS) pada 21 Juli 2025. Dua mahasiswa, Mentari Khoerunnisa Azzahra dan Dwi Hadi Nugraha, sedang mengerjakan tesis tentang Light Detection and Ranging (LiDAR) dan fotogrametri bawah laut. Mereka dibimbing oleh tiga dosen: Gabriella Alodia, Ph.D., Dr. Fickrie Muhammad, dan Dr. Arnadi Murtiyoso dari INSA Strasbourg, Prancis.
TLS adalah teknologi laser yang membuat peta tiga dimensi objek dengan cepat dan akurat. Data TLS dari daratan akan dibandingkan dengan hasil pemetaan objek bawah laut. Pemetaan bawah laut ini menggunakan LiDAR bawah air dan fotogrametri dengan kendaraan yang dikendalikan dari jarak jauh (Remotely Operated Vehicle atau ROV). Perbandingan ini penting untuk memastikan model yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.

Tim peneliti yang terlibat dalam proyek ini, dari kiri ke kanan: Dwi Hadi Nugraha (Mahasiswa Magister Teknik Geodesi dan Geomatika ITB), Zaeini (Senior Surveyor PT GPS Land Indosolution), Mentari K. Azzahra (Mahasiswa Magister Teknik Geodesi dan Geomatika ITB), dan Gabriella Alodia, Ph.D. (Dosen pembimbing dari ITB). Kolaborasi antara akademisi dan praktisi industri ini menunjukkan pentingnya kerjasama lintas sektor dalam pengembangan teknologi pemetaan bawah laut di Indonesia.

Proses akuisisi data menggunakan Total Laser Scanner (TLS) Trimble X7 di lapangan. Tim peneliti sedang melakukan pemindaian kerangka ADCP untuk menghasilkan model 3D yang akurat. Proses ini dilakukan dari beberapa posisi berbeda untuk memastikan kelengkapan data. Meskipun setiap pemindaian hanya memakan waktu sekitar dua menit, hasil yang diperoleh berupa kumpulan titik yang sangat detail, yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil pemindaian bawah laut.
Bapak Zaeni, Senior Surveyor dari PT GPS Land Indosolution, langsung membimbing kegiatan pengumpulan data. Tim menggunakan alat TLS Trimble X7 untuk memindai kerangka ADCP – alat yang mengukur kecepatan arus laut di berbagai kedalaman.
Untuk membuat model 3D yang lengkap, pemindaian dilakukan dari beberapa posisi, tidak hanya satu titik. Kerangka ADCP diberi tanda khusus yang mudah dikenali oleh program komputer. Tanda ini membantu menggabungkan data dari berbagai posisi menjadi satu model utuh. Hasilnya adalah kumpulan titik yang sangat detail, meskipun setiap pemindaian hanya memakan waktu sekitar dua menit.
Setelah ini, model 3D ADCP dari pemindaian TLS akan dibandingkan dengan hasil pemindaian bawah laut yang menggunakan Underwater LiDAR dan foto bawah air dengan ROV. Kegiatan ini akan dilakukan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu pada 19-28 September 2025.
Untuk pengukuran bawah air, tim akan menggunakan sistem LiDAR yang dibuat oleh Institut Fraunhofer (IPM) yang sedang diuji oleh tim peneliti dari Universitas HafenCity Hamburg. Sementara itu, untuk mengambil foto bawah laut, mereka akan menggunakan ROV murah yang sedang dikembangkan oleh tim ITB.
Kegiatan ini adalah bagian dari proyek DEEP-UNDER ROV (pengembangan fotogrametri untuk mendukung studi arkeologi bawah laut menggunakan kendaraan yang dikendalikan jarak jauh) yang didanai oleh ITB melalui Program Penelitian Dosen Muda 2025. Penelitian yang dipimpin oleh Ishak Hilton P. Tnunay dari ITB ini bertujuan membuat ROV berbiaya rendah untuk memeriksa benda-benda arkeologi di perairan dangkal Indonesia. Penelitian ini juga menggabungkan berbagai teknik survei bawah air untuk memetakan situs arkeologi bawah laut dengan tepat.
Hits: 1