Enter your keyword

Air Bersih untuk Perbatasan: Cerita Kolaborasi ITB, UB, dan Universitas Musamus

Air Bersih untuk Perbatasan: Cerita Kolaborasi ITB, UB, dan Universitas Musamus

Air Bersih untuk Perbatasan: Cerita Kolaborasi ITB, UB, dan Universitas Musamus

Air Bersih untuk Perbatasan: Cerita Kolaborasi ITB, UB, dan Universitas Musamus

Oleh: Miga Magenika Julian

Di ujung timur Indonesia, tepatnya di Desa Telaga Sari, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan besar. Selama bertahun-tahun, masyarakat setempat harus bergantung sepenuhnya pada air hujan yang ditampung di embung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Kondisi geografis desa yang berada di dataran rendah dengan elevasi hanya ±1 meter di atas permukaan laut membuat pilihan sumber air sangat terbatas. Ketika musim kemarau tiba, krisis air bersih semakin parah dan berdampak langsung pada kesehatan serta produktivitas warga.

Kolaborasi Tiga Perguruan Tinggi

Melihat kondisi ini, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) Desanesha dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisiatif untuk turun tangan. Tim yang dipimpin oleh Miga Magenika Julian, S.T., M.T. dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB ini menggandeng sejumlah akademisi dari berbagai institusi.

Kolaborasi ini melibatkan Dr. Prima Roza dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Esa Fajar Hidayat, S.Kel., M.Si. dari Universitas Brawijaya, serta Sunarni, S.Pi., M.Si. dan Nova Suryawati Monika, S.Si., M.Si. dari Universitas Musamus Merauke. Kehadiran Universitas Musamus sebagai mitra lokal sangat penting untuk memastikan program ini berkelanjutan dan sesuai dengan kondisi lapangan.

Program yang dilaksanakan pada 9–13 Oktober 2025 ini merupakan bagian dari Pengabdian Masyarakat Desanesha Skema Bottom-Up Tahun 2025 Tahap III, dengan judul lengkap “Integrasi Data Geospasial dan Teknologi Filtrasi Tepat Guna untuk Penyediaan Air Bersih Berbasis Air Hujan di Desa Telaga Sari, Merauke, Papua Selatan.”

Dua Pendekatan Utama: Data dan Teknologi

Ketua tim, Miga Magenika Julian, menjelaskan bahwa program ini dirancang dengan dua pendekatan yang saling melengkapi.

“Pertama, kami melakukan analisis data geospasial untuk memahami kondisi hidrologis dan batas daerah aliran sungai (DAS) di wilayah tersebut agar intervensi lebih terarah,” ujar Miga.

Pendekatan berbasis data ini penting untuk memastikan bahwa solusi yang ditawarkan tidak hanya efektif, tetapi juga tepat sasaran sesuai dengan karakteristik lingkungan setempat.

“Kedua, kami memperkenalkan teknologi filtrasi air sederhana yang dapat dibuat dan dirawat secara mandiri oleh masyarakat,” tambahnya.

Teknologi filtrasi yang diperkenalkan menggunakan drum barel berkapasitas 110 liter yang diisi dengan beberapa lapisan media penyaring. Media yang digunakan meliputi kapas, zeolit, campuran pasir silika dan cangkang kerang, hingga karbon aktif atau arang. Keunggulan sistem ini adalah semua bahan penyaring mudah didapat di sekitar wilayah setempat, sehingga masyarakat dapat merawat dan bahkan mereplikasi sistem ini secara mandiri.

Dampak dan Harapan ke Depan

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dan dukungan penuh dari pemerintah desa serta universitas lokal. Antusiasme warga dalam mengikuti pelatihan dan sosialisasi menunjukkan bahwa program ini sangat dibutuhkan.

Lebih dari sekadar menyediakan air bersih, program ini diharapkan dapat membawa dampak jangka panjang. Dengan akses air bersih yang lebih baik, kesehatan masyarakat akan meningkat, ketahanan pangan dapat diperkuat, dan produktivitas pertanian di wilayah perbatasan ini pun akan semakin optimal.

Kolaborasi antara ITB, Universitas Brawijaya, dan Universitas Musamus Merauke ini menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam menyelesaikan masalah konkret di masyarakat, khususnya di daerah terpencil yang sering kali terlupakan.

Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur, inisiatif seperti ini memberikan harapan baru bagi warga Desa Telaga Sari—bahwa air bersih bukan lagi sekadar impian, melainkan hak yang bisa diwujudkan bersama.

Salam
Rudi
Staf Sistem Informasi

Hits: 10

EnglishIndonesia