Menuju Desa Tsunamy Ready (Pangandaran-Pananjung), Tim Riset ITB Adakan Sosialisasi di Pangandaran
Tim Riset Hidrografi ITB mengadakan sosialisasi program pengabdian masyarakat bottom-up ITB 2021.
Acara ini merupakan acara pendampingan perwujudan desa tsunami ready berbasiskan indikator IOC-UNESCO, yang bermitra dengan BMKG, Pusat Riset Geoteknologi LIPI – BRIN, Pemda Kabupaten Pangandaran, Desa Pangandaran, Desa Pananjung, BPBD Kabupaten Pangandaran, BPBD Provinsi Jawa Barat dan U-INSPIRE.
Kegiatan sosialisasi diadakan di Balai Desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran, pukul 09.00 WIB.
Desa Pananjung dan Desa Pangandaran termasuk ke dalam wilayah yang berpotensi mengalami gempa bumi megathrust, dan berpotensi terdampak tsunami besar.
Kedua desa ini juga memiliki catatan historis gempa bumi dan tsunami pada 17 Juli 2006 lalu. Oleh karena itu, Tim Riset Hidrografi ITB, yang diketuai oleh Dr.rer.nat. Wiwin Windupranata melaksanakan kajian kesiapsiagaan tsunami, sekaligus riset mengenai tsunami di Desa Pangandaran dan Desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Acara sosialisasi turut dihadiri oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pangandaran, Kepala Desa Pangandaran, dan Kepala Desa Pananjung. Acara dibuka dengan sambutan oleh Dr.rer.nat. Wiwin Windupranata, S.T., M.Si. selaku Ketua Tim Riset.
Kalak BPBD Pangandaran Kustiman menyampaikan apresiasinya dimana Desa Pangandaran dan Desa Pananjung masuk program yang diadakan oleh IOC-UNESCO.
“Mengingat Kabupaten Pangandaran mempunyai objek wisata pantai, maka dengan adanya penelitian serta persiapan Tsunami Ready ini diharapakn menjadi salah satu cara mitigasi penanggulangan bencana yang bisa diterapkan dan bisa di pahami oleh masyarakat dan wisatawan dalam menghadapi ancaman bencana tsunami,” kata Kustiman, Selasa, 14 September 2021.
“Acara sosialiasi ini merupakan komitmen bagi kita semua, terutama warga desa, untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap tsunami, dan senantiasa belajar dari bencana di masa lalu,” sambung Kepala Desa Pangandaran.
Pemaparan materi pertama diisi oleh Dr. Nuraini Rahma Hanifa dari LIPI-BRIN mengenai gempa bumi dan potensinya yang dapat berdampak pada Kabupaten Pangandaran. Pemaparan kedua diisi oleh Dr.rer.nat. Wiwin Windupranata mengenai tsunami dan potensinya di Kabupaten Pangandaran, dan juga hasil riset pemodelan evakuasi berbasis artificial intelligence dan virtual reality di Desa Pangandaran dan Desa Pananjung.
Yang terakhir adalah pemaparan terkait hasil identifikasi 12 indikator tsunami ready IOC-UNESCO di Desa Pangandaran dan Desa Pananjung oleh Candida Aulia De Silva Nusantara.
Kedua belas indicator tersebut mencakup :
1. Masyarakat memiliki Peta Bahaya Tsunami
2. Masyarakat memiliki Informasi Perkiraan Jumlah Orang yang Berada di Wilayah Bahaya Tsunami
3. Masyarakat memiliki Papan Informasi Publik tentang Gempa dan Tsunami
4. Masyarakat memiliki Inventaris Sumberdaya Ekonomi, Infrastruktur, Politik, dan Sosial untuk Pengurangan Risiko Bahaya Tsunami
5. Masyarakat memiliki Peta Evakuasi Tsunami yang Mudah Dimengerti, yang Disusun Bersama dengan Pihak Berwenang Berkolaborasi dengan Masyarakat.
6. Masyarakat mengembangkan dan mendistribusikan Materi Pendidikan dan Kesiapsiagaan
7. Masyarakat melaksanakan Kegiatan Pendidikan dan Kesiapsiagaan Secara Rutin (terdokumentasi dalam laporan)
8. Masyarakat melakukan pelatihan tsunami secara rutin setiap tahunnya
9. Masyarakat memiliki Rencana Operasi Darurat Tsunami SOP terkait peringatan dini tsunami
10. Masyarakat memiliki Kapasitas Untuk Mendukung Pelaksanaan Tanggap Darurat Tsunami Tim Siaga Bencana 24/7
11. Masyarakat memiliki Kemampuan Menerima Info Gempa dan Peringatan Dini Darurat Tsunami 24/7
12. Masyarakat memiliki Kemampuan Menyebarluaskan Info Gempa dan Peringatan Dini Tsunami 24/7
Peserta sosialisasi mengikuti acara ini dengan penuh antusias. Para akademisi dan para praktisi mendapatkan titik temu untuk bersama-sama berdiskusi, mewujudkan Desa Pangandaran dan Desa Pananjung menjadi desa tsunami ready.
Ini merupakan hal yang perlu dipertahankan dan terus dikembangkan. Harapannya, usaha pengabdian masyarakat dari Tim Riset Hidrografi ITB ini dapat membantu warga desa dan pemerintah untuk senantiasa siap siaga terhadap bencana, sekaligus dapat menjadi contoh bagi program penelitian dan pengabdian masyarakat lainnya.***
Sumber: Pikiran-rakyat.com
Hits: 0