Enter your keyword

Dua Tim dari Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung Berhasil menjadi Juara Dua dan Juara Tiga Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) pada Event Geography Days 2020

Dua Tim dari Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung Berhasil menjadi Juara Dua dan Juara Tiga Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) pada Event Geography Days 2020

Dua Tim dari Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung Berhasil menjadi Juara Dua dan Juara Tiga Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) pada Event Geography Days 2020

Dua Tim dari Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung berhasil menjadi juara dua dan juara tiga Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) pada event Geography Days 2020 yang diselenggarakan oleh Departemen Geografi UI pada tanggal 28 November 2020 lalu.

 

 

 

 

 

Gambar 1 Pemutaran Video Highlight Tim dari ITB pada saat Babak Final LKTI GDAYS 12th Geografi UI 2020

 

Nofal Mahdi Kadafi Anantri beserta Kirana Sekar Arini dan Wahyuni Candra Dewi membuat karya tulis ilmiah dengan judul “Analisis Peningkatan Gas Karbon Monoksida Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut di Provinsi Riau dengan Metode Penginderaan Jauh” serta berhasil meraih posisi kedua.

Sementara Nur Afrizal Toya dan Dzikrina Nailil Azkiya mengusung karya tulis yang berjudul “Analisis Penentuan Lokasi Optimal Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan Metode Multiple Criteria Analysis (MCA) di Indonesia” dan menempati peringkat ketiga pada Event tersebut.

Kedua karya tersebut dikembangkan di bawah bimbingan Dr. Eng. Anjar Dimara Sakti dan dilakukan dalam rangka menyukseskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicetuskan PBB.

Nofal, Kirana, dan Wahyuni melakukan penelitian dengan membuat peta persebaran gas karbon monoksida, peta persebaran titik api, peta persebaran deforestasi, dan peta persebaran penduduk di Provonsi Riau. Provinsi Riau dipilih untuk menjadi daerah studi penelitian karena di Provinsi Riau terdapat lahan gambut yang terluas di Sumatera, sehingga apabila lahan gambut tersebut terbakar maka akan menghasilkan emisi gas karbon monoksida yang cukup besar. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kebakaran hutan dan lahan hambut di Provinsi Riau mulai terjadi di Bulan Maret yaitu awal musim kemarau. Puncak dari kebakaran hutan berada pada Bulan Agustus hingga bulan September. Semakin banyak persebaran titik api maka konsentrasi gas karbon monoksida yang dihasilkan juga semakin banyak.

 

 

 

 

 

 

Gambar 2 Pengumuman Juara LKTI GDAYS 12th Geografi UI 2020

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3 Personel masing-masing tim

 

Mereka berharap bahwa penelitian yang telah mereka lakukan dapat menjadi referensi perencanaan mitigasi bencana kebakaran hutan di Provinsi Riau, dan menjadi pedoman pemerintah untuk mengambil kebijakan restorasi lahan gambut di Provinsi Riau.

Penelitian yang dilakukan oleh Afrizal mempertimbangkan 8 parameter seperti kecepatan angin, tutupan lahan, kepadatan penduduk, kemiringan lereng, jalur transmisi listrik, serta aksesibilitas yang ditinjau dari jarak dari jalan arteri, bandara, dan pelabuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya terdapat 11 lokasi di 8 propinsi yang berkesesuaian untuk dipasang turbin angin, diantaranya Merauke, Kupang, Humbang Hasundutan, Bangka Barat, Waringin Barat, Bolaemo, Sidenreng Rappang, Rote Ndao, Belu, Sumba Barat Daya, dan Kaimana. “Pengembangan lebih lanjut dapat dilakukan dengan melihat demand energy disana, kondisi geografis, serta pengukuran langsung di lapangan” imbuh Afrizal.

Afrizal sendiri berharap dari penelitian yang dilakukannya dapat memantik penelitian-penelitian lain dalam mengkaji sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia serta dapat dikembangkan menjadi pertimbangan untuk mengambil langkah menanggulangi krisis energi di masa depan.

 

 

 

Hits: 59

EnglishIndonesia