ITB dan FITB Hadirkan Solusi Air Bersih untuk Masyarakat Kampung Soknar, NTT
ITB dan FITB Hadirkan Solusi Air Bersih untuk Masyarakat Kampung Soknar, NTT
Oleh: Arif Susanto
Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), yang diwakili oleh Pak Arif Susanto, kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian masyarakat dengan melakukan pengeboran air bersih di Kampung Soknar, Desa Golomori, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Program ini merupakan wujud nyata dukungan ITB terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-6 tentang Air Bersih dan Sanitasi Layak.
Krisis Air di Kampung Soknar
Masyarakat Kampung Soknar yang berjumlah 120 kepala keluarga selama ini menghadapi kesulitan akses air bersih. Sumber air yang ada hanya berasal dari sumur gali sedalam 5 meter dan sumur bor manual sedalam 10 meter yang menghasilkan air payau. Kondisi semakin parah saat musim kemarau ketika seluruh sumur mengering. Untuk bertahan hidup, warga terpaksa membeli air seharga Rp 20.000 per 200 liter, yang hanya cukup untuk kebutuhan 1-3 hari.
Solusi Komprehensif dari ITB
Pada tahun 2025, tim Institut Teknologi Bandung (ITB) yang diwakili oleh Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) melaksanakan serangkaian intervensi teknis yang sangat komprehensif dan terencana dengan baik untuk mengatasi permasalahan air bersih di Kampung Soknar:
- Pengeboran sumur dalam yang dilakukan hingga mencapai kedalaman 70 meter, di mana lapisan akuifer yang produktif berhasil ditemukan dan diidentifikasi pada kedalaman 59 meter dari permukaan tanah
- Instalasi sistem kelistrikan dengan kapasitas daya sebesar 1300 VA yang dipasang secara profesional untuk mendukung dan mengoperasikan sistem pompa air secara optimal dan berkelanjutan
- Pemasangan toren penyimpanan air dengan kapasitas volume 1000 liter yang berfungsi sebagai wadah penampungan air untuk memastikan ketersediaan air yang stabil bagi masyarakat
Keberhasilan dan kesuksesan proyek pengeboran air bersih ini ditandai dengan hasil yang sangat memuaskan, yaitu diperolehnya air dengan kualitas yang sangat baik dan memenuhi standar air bersih: kondisi air yang jernih dan bening, tidak mengeluarkan bau yang tidak sedap, tidak memiliki rasa tertentu (air tawar), tingkat keasaman atau pH yang mencapai 6,92 (menunjukkan kondisi netral yang ideal), serta nilai Total Dissolved Solids (TDS) yang hanya 78 (menunjukkan tingkat kemurnian yang tinggi), ditambah dengan debit aliran air yang memadai dan stabil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan karakteristik kualitas air seperti ini, air yang dihasilkan dari sumur bor tersebut sangat layak dan aman untuk dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat, baik untuk keperluan minum sehari-hari maupun untuk memasak berbagai jenis makanan dan minuman.

Peran Penting Pemahaman Geologi dalam Penyediaan Air
Keberhasilan program ini tidak terlepas dari pemahaman mendalam tentang kondisi geologi setempat. Pengetahuan tentang struktur batuan, jenis akuifer, dan karakteristik hidrogeologi wilayah menjadi kunci untuk menentukan lokasi pengeboran yang tepat dan kedalaman optimal.
Di Kampung Soknar, analisis geologi memungkinkan tim ITB untuk mengidentifikasi bahwa akuifer produktif berada pada kedalaman 59 meter, jauh lebih dalam dari sumur-sumur konvensional yang hanya mencapai 5-10 meter. Tanpa pemahaman geologi yang baik, pengeboran bisa saja dilakukan pada kedalaman yang tidak tepat, menghasilkan air dengan kualitas buruk atau debit yang tidak memadai.
Pemahaman geologi juga membantu memprediksi kualitas air yang akan ditemukan. Karakteristik batuan dan mineral di sekitar akuifer mempengaruhi komposisi kimia air tanah. Dalam kasus ini, pengeboran berhasil menemukan air dengan pH netral (6,92) dan TDS rendah (78), menunjukkan bahwa formasi geologi di kedalaman tersebut tidak mengandung mineral yang dapat mengkontaminasi air.
Lebih jauh, pengetahuan tentang hidrogeologi memungkinkan prediksi keberlanjutan sumber air. Dengan memahami sistem aliran air tanah regional, dapat dipastikan bahwa sumur ini akan tetap produktif bahkan saat musim kemarau, berbeda dengan sumur-sumur dangkal yang mengering.
Kolaborasi dan Partisipasi Masyarakat
Keberhasilan program ini tidak dapat dipisahkan dari semangat gotong royong yang luar biasa dari masyarakat Kampung Soknar yang menunjukkan sikap sangat kooperatif dan partisipatif sepanjang pelaksanaan kegiatan, mulai dari tahap awal proses pengeboran sumur dalam, dilanjutkan dengan pemasangan instalasi listrik untuk mendukung sistem pompa air, kemudian pembangunan struktur dudukan yang kokoh, hingga tahap akhir pemasangan toren air berkapasitas 1000 liter.

Dampak Nyata untuk 120 Keluarga
Kini, 120 kepala keluarga di Kampung Soknar dapat menikmati air bersih untuk berbagai kebutuhan sehari-hari: minum, memasak, mandi, mencuci, dan keperluan lainnya. Program ini diharapkan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat secara signifikan.
Pak Imam, imam masjid setempat, mengungkapkan rasa syukurnya kepada Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK) ITB: “Selama ini jujur saja untuk masyarakat dan anak yang mengaji disini susah airnya untuk wudhu. Kami bangga dan berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang menyumbangkan air, begitu bagus airnya.”
Program ini menegaskan peran strategis ITB dan FITB dalam memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah terpencil Indonesia. Lebih dari itu, program ini menunjukkan bagaimana ilmu kebumian dapat diaplikasikan secara nyata untuk mengatasi permasalahan mendasar masyarakat dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Hits: 2

