Menjelajahi Keajaiban Geologi di Watu Kelir, Karangsambung: Batu Bantal dan Sejarah Laut Dalam
Menjelajahi Keajaiban Geologi di Watu Kelir, Karangsambung: Batu Bantal dan Sejarah Laut Dalam
Kunjungan Pak Rektor ITB dan Jajarannya ke Kampus Lapangan Geologi Lukulo
Pada Minggu, 19 Juli 2025, Kampus Lapangan Geologi Lukulo menerima kunjungan kehormatan dari Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) beserta jajarannya. Kunjungan ini menjadi momen penting bagi pengembangan riset dan pendidikan geologi di kawasan Karangsambung-Lukulo.
Selama kunjungan, Pak Rektor dan rombongan mengunjungi beberapa geosite penting, termasuk Watu Kelir, untuk melihat langsung keunikan geologi daerah ini. Mereka juga mengadakan diskusi dengan para peneliti dan staf Kampus Lapangan Geologi Lukulo mengenai potensi pengembangan kawasan ini sebagai pusat pendidikan dan penelitian geologi terkemuka di Indonesia.
Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara ITB dan pengelola Geopark Karangsambung dalam upaya konservasi, pendidikan, dan pemanfaatan berkelanjutan kekayaan geologi daerah ini.
Apa itu Batu Lava Bantal dan Mengapa Penting?
Pernahkah Anda membayangkan berdiri di daratan yang dulunya merupakan dasar laut terdalam? Di Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah, situs geologi menakjubkan bernama Watu Kelir (Geosite Nomor: G.4) menawarkan pengalaman unik ini. Melalui singkapan bebatuan purba, kita dapat menyelami sejarah bumi yang luar biasa.
Dua foto ini menggambarkan sebagian kisah Watu Kelir. Foto pertama menampilkan papan penunjuk hijau bertuliskan “Watu Kelir” dan “Geosite Nomor: G.4”, menegaskan statusnya sebagai bagian penting dari Geopark Karangsambung—pintu gerbang menuju petualangan geologi yang menarik.
Foto kedua membawa kita lebih dekat ke keajaiban Watu Kelir. Tampak sekelompok orang—mungkin pengunjung atau peneliti—sedang mengamati singkapan batuan berwarna kemerahan-cokelat yang mencolok. Batuan ini memiliki struktur membulat dan bertumpuk, ciri khas dari batu lava bantal (pillow lava).
Batu lava bantal terbentuk ketika lava panas dari gunung berapi bawah laut keluar dan cepat mendingin saat bersentuhan dengan air laut. Pendinginan cepat ini menciptakan bentuk “bantal-bantal” lava yang unik. Keberadaan batu lava bantal di Watu Kelir membuktikan bahwa batuan ini terbentuk di lingkungan laut dalam—tepatnya pada kedalaman sekitar 5000 meter di bawah permukaan laut!
Selain batu lava bantal, Watu Kelir juga memiliki batu rijang (chert), batuan sedimen yang terbentuk di laut dalam dengan bahan dasar mineral silika. Kombinasi kedua jenis batuan ini memperkuat bukti bahwa area yang kini kita pijak di Watu Kelir dulunya merupakan bagian dari dasar samudra yang sangat dalam.
Bagaimana Batuan Laut Dalam Ini Bisa Terangkat ke Daratan?
Inilah bagian paling menakjubkan dari kisah Watu Kelir. Batuan laut dalam ini tidak selamanya berada di bawah laut. Melalui proses geologi yang dikenal sebagai subduksi, lempeng samudra Hindia-Australia di selatan Pulau Jawa menunjam ke bawah lempeng benua Eurasia (Sunda Land). Penunjaman ini lalu dilanjutkan dengan proses kolisi (collision) yang terjadi pada Kala Kapur Atas hingga Paleosen, atau sekitar 65,5 hingga 55,8 juta tahun yang lalu. Proses inilah yang kemudian menyebabkan batuan dasar laut—termasuk lava bantal dan rijang di Watu Kelir—terangkat perlahan ke permukaan dan membentuk daratan yang kita lihat sekarang. Ini merupakan bukti nyata dinamika bumi yang terus bergerak dan berubah selama jutaan tahun.
Watu Kelir bukan sekadar pemandangan indah, tetapi juga laboratorium alam raksasa yang memungkinkan kita memahami proses geologi skala besar pembentuk Pulau Jawa. Dengan mengunjungi Watu Kelir, kita tidak hanya melihat bebatuan, tetapi juga membaca lembaran sejarah bumi yang terukir pada setiap “bantal” lava dan lapisan rijang.
Jadi, jika Anda mencari petualangan yang memadukan keindahan alam dengan pengetahuan geologi mendalam, Watu Kelir di Karangsambung adalah destinasi yang wajib dikunjungi!
Hits: 4
No Comments