Inovasi Terbaru Tim FITB Atasi Krisis Air di Indonesia melalui Teknologi tepat guna “Water Generator from the Air”
Tim ITB yang telah membuat suatu terobosan inovasi terbaru yaitu membuat alat yang dapat mengekstrak air dari udara. Dr. Susanna Nurdjaman, S.Si., M.T., dosen Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB),sekaligus sebagai Ketua dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat FITB Kolaboratif Tahun 2024 bersama dengan Dr. Edi Riawan, S.Si., M.T. (Dosen Meteorologi), Ivonne Milichristi Radjawane, M.Si., Ph.D (Dosen Oseanografi) dan Dr. tech. Nabila Sofia Eryan Putri, S.T., M.T. (Dosen Geodesi dan Geomatika) mengembangkan alat ini.
Pada tanggal 22 hingga 23 November 2024, Tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan uji coba alat yang sudah dirancang dalam waktu sekitar 4 bulan sejak bulan Juli 2024 dalam rangka kegiatan PPMI Pengabdian Kepada Masyarakat/Inovasi Kolaboratif Tahun 2024 dengan judul “Prototipe Jaring Embun sebagai Solusi Atasi Krisis Air di Indonesia.” Kegiatan ini melibatkan 4 mahasiswa dari Program Studi Oseanografi ITB (Kristin Dosma A.P. Padang, Rio Andrian, Dimas Rama Dhinata, Fauzan Pratama) dan 3 mahasiswa Meteorologi ITB (Rizma Dwinanda Prawira, Fauzan Naashirulhaq, Emilio Joshia Exaudi L bersama empat (4) orang dosen pembimbing.
Uji coba alat dilakukan di Lembang, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena merupakan daerah dataran tinggi dengan suhu yang dingin dan berkabut. Dr. Susanna Nurdjaman, S.Si., M.T., dosen Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), sekaligus sebagai ketua pelaksana Pengabdian Masyarakat/Inovasi Kolaboratif Mahasiswa Tahun 2024, Sabtu (23/11/2024), mengatakan “Ide pembuatan jaring embun berawal dari pengamatan terbentuknya embun yang menempel pada daun-daun di pagi hari. Memperhatikan kondisi itu, kemudian berpikir untuk memanfaatkan embun sebagai sumber air”. Tim Pengmas ITB pun menciptakan inovasi baru berupa jaring embun untuk dapat memanfaatkan embun dengan maksimal yaitu dengan cara menyerap air yang terkandung di udara kemudian mengekstraknya menjadi embun dan kemudian menjadi tetesan air bersih yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan dan mengatasi krisis air bersih.
Terdapat dua jenis alat yang dibuat oleh Tim Pengmas ITB, yaitu alat jaring embun modern yang berbasis elektronik dan jaring embun konvensional yang berukuran 1×1 meter. Jaring embun elektronik dapat mendinginkan suhu sekitar kemudian embun diserap oleh plat tembaga hingga terbentuknya titik – titik air dari plat tembaga selama 3 jam dan menghasilkan 30 ml Air. Dr. Susanna menyebutkan konsep jaring embun elektronik ini dapat bermanfaat untuk menyediakan air dengan kualitas yang baik dan bersih untuk daerah-daerah yang bencana yang memerlukan air yang mendesak..
Menurut Dimas Rama Dhinata, “Alat ini apabila dikembangkan lebih lanjut akan dapat menghasilkan lebih banyak air dengan penggunaan energi yang lebih efektif.” Kemudian Fauzan Pratama menimpali “Alat jaring embun apabila diaplikasikan dalam skala yang lebih besar akan dapat menghasilkan manfaat yang lebih besar juga.”
Setelah berhasil melakukan uji coba, selanjutnya Tim Pengmas ITB akan mengimplementasikan inovasi ini untuk diterapkan pada target yang lebih luas dengan ukuran Jaring embun yang lebih besar, serta dengan teknologi yang lebih canggih. Dengan bantuan teknologi dan ukuran jaring embun yang lebih besar, maka jaring embun akan mampu lebih banyak menyerap embun untuk mengubahnya menjadi air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk air minum, dan kebutuhan krusial lainnya.
Hits: 13