Tata Pamong yang Baik: Fondasi Kemajuan FITB ITB
Tata Pamong yang Baik: Fondasi Kemajuan FITB ITB
Oleh: Dasapta Erwin Irawan
Rapat koordinasi pimpinan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB yang diselenggarakan pada 13 Oktober 2025 menjadi momentum penting untuk merefleksikan bagaimana tata pamong yang baik (good governance) menjadi kunci dalam mengelola sebuah institusi pendidikan tinggi. Pertemuan yang dihadiri oleh jajaran dekanat, kepala program studi, kepala bagian, dan kepala sub-bagian ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan cerminan dari komitmen bersama untuk membangun sistem pengelolaan yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kualitas.
Transparansi dalam Perencanaan Anggaran
Salah satu agenda utama yang dibahas adalah penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun 2026. Proses ini menunjukkan pentingnya transparansi dalam tata pamong. Setiap program studi diwajibkan menyusun rencana kegiatan dan anggaran secara rinci dan terstruktur, bukan hanya untuk memenuhi formalitas administratif, tetapi untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dikelola dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan dampak maksimal bagi pengembangan pendidikan dan penelitian.
Transparansi juga terlihat dalam pengelolaan biaya kegiatan lapangan mahasiswa. Pimpinan FITB menegaskan bahwa biaya personal yang harus ditanggung mahasiswa perlu disampaikan secara terbuka kepada mahasiswa dan orang tua. Langkah ini penting karena dana RKA tidak dapat digunakan untuk membiayai komponen biaya personal, dan perhitungan Uang Kuliah Tunggal (UKT) belum memasukkan komponen biaya kuliah lapangan yang sangat bervariasi.
Akuntabilitas dalam Pengelolaan Sumber Daya
Akuntabilitas merupakan pilar penting lainnya dalam tata pamong yang baik. Hal ini tercermin dalam pembahasan mengenai Dana Lestari FITB. Meskipun dana ini dapat dimanfaatkan untuk membantu kegiatan mahasiswa dan memberikan bantuan dalam situasi kesulitan, pimpinan fakultas menekankan bahwa penggunaannya harus menerapkan asas pemerataan dan keadilan secara konsisten. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal nilai dan prinsip.
Akuntabilitas juga dituntut dalam pelaksanaan sidang promosi doktor. Penetapan kriteria yang jelas dan tegas—seperti naskah publikasi harus sudah diterima (accepted) paling lambat dua bulan sebelum sidang—menunjukkan komitmen untuk menjaga standar akademik yang tinggi dan memastikan bahwa setiap keputusan dapat dipertanggungjawabkan.
Partisipasi dan Kolaborasi Lintas Unit
Tata pamong yang baik juga mensyaratkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan. Dalam rapat ini, program studi tidak hanya diminta menyusun rencana internal, tetapi juga diharapkan mengusulkan kegiatan tingkat fakultas yang dapat memperkaya program bersama seperti olimpiade geosains. Ini adalah contoh bagaimana partisipasi kolektif dapat memperkuat identitas dan kapasitas institusi.
Kolaborasi lintas kampus juga menjadi perhatian. Pimpinan FITB menyoroti bahwa kegiatan di kampus Jakarta masih terbatas pada beberapa mitra seperti BMKG dan KKP. Seharusnya, FITB dapat lebih aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan di kampus Jakarta untuk meningkatkan kehadiran dan kontribusi fakultas. Kegiatan multi-kampus yang berjalan dengan baik akan memperkuat integrasi dan sinergi antar lokasi.
Responsivitas terhadap Kebutuhan Akademik
Responsivitas terhadap kebutuhan akademik juga menjadi bagian penting dari tata pamong. Pembahasan mengenai posisi dan penempatan mata kuliah dasar seperti matematika, kimia, dan fisika dalam kurikulum menunjukkan bahwa pimpinan fakultas peka terhadap dinamika kebutuhan akademik masing-masing program studi. Keputusan yang tepat dalam hal ini akan berdampak langsung pada kualitas pembelajaran dan kesiapan lulusan.
Simbolisme dan Nilai-Nilai Institusional
Rapat ini juga membahas rencana pencetakan buku “Menembus FITB” yang dirancang sebagai simbol nilai-nilai keberagaman, inklusivitas, semangat belajar, keteguhan dalam menghadapi tantangan, dan komitmen terhadap penyebaran pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa tata pamong bukan hanya soal prosedur dan aturan, tetapi juga tentang membangun budaya dan identitas institusional yang kuat.
Rapat koordinasi pimpinan FITB pada 13 Oktober 2025 adalah contoh nyata bagaimana tata pamong yang baik dijalankan dalam praktik sehari-hari. Melalui transparansi dalam perencanaan anggaran, akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya, partisipasi aktif dari seluruh unit, responsivitas terhadap kebutuhan akademik, dan penguatan nilai-nilai institusional, FITB menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkualitas dan terpercaya.
Tata pamong yang baik bukan hanya tentang mengikuti aturan, tetapi tentang menciptakan sistem yang memungkinkan setiap individu dan unit untuk berkontribusi maksimal dalam mencapai visi dan misi bersama. Dengan fondasi tata pamong yang kuat, FITB dapat terus melangkah maju, tidak hanya dalam memenuhi standar akademik, tetapi juga dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa.
Hits: 3