Enter your keyword

Misteri Kehancuran Peradaban Maya di Amerika Tengah

Misteri Kehancuran Peradaban Maya di Amerika Tengah

Misteri Kehancuran Peradaban Maya di Amerika Tengah

Misteri Kehancuran Peradaban Maya di Amerika Tengah

Fenomena perubahan iklim dan bencana alam lainnya adalah sebagai eksekutor dari kepunahan atau kehancuran suatu wilayah pada masa lalu bahkan hingga saat ini.

Johan Arif

Peneliti Geoarkeologi & Lingkungan di ITB, Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung.

Suku Maya menyembah berhala dengan berbagai ritual seperti pengorbanan manusia & pertumpahan darah. Foto: Dokumentasi Johan Arif)

13 Desember 2024

 

BandungBergerak.id – Pada masa yang lalu Allah SWT telah menghancurkan kota atau negeri karena perbuatan manusianya yang zalim. Di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada pula yang telah hilang (lihat Huud 11:100). Mengacu kepada surat Maryam 19:74, kondisi umat-umat terdahulu itu -mungkin juga termasuk teknologinya jika kita mengacu ke budaya atau peradaban megalitik –lebih hebat daripada manusia sekarang. Kebinasaan negeri atau kota dari umat-umat yang lalu itu berikut peradabannya merupakan tanda bagi orang yang berakal (lihat Thaahaa 20:128)

Menurut Childe (1950) ada sepuluh hal yang dianggap sebagai ciri dari suatu kota yaitu: (i) jumlah penduduknya banyak; (ii) masyarakatnya beragam dan sudah mempunyai stratifikasi sosial; (iii) mata-pencahariannya juga beragam, tetapi pada umumnya bertani dan sudah berkembang golongan ahli (undagi); (iv) hasil usaha kegiatan dari masyarakat ditarik pajaknya oleh raja, pendeta atau pejabat yang berwenang; (v) ada data atau catatan yang tertulis, misalnya prasasti, yang memberitakan aktivitas ekonomi, mitos, kehebatan raja dll.; (vi) adanya ahli ramal, misalnya ahli ramal cuaca yang biasanya berkaitan dengan masalah pertanian; (vii) terdapat bangunan-bangunan monumental seperti candi, piramida, tempat peribadatan; (viii) adanya patung para tokoh masyarakat; (ix) sudah terbentuk perdagangan luar negeri; (x) adanya kluster-kluster dalam masyarakat, misalnya para undagi bertempat tinggal di suatu kawasan tertentu dan demikian pula para pendeta, pemuka masyarakat, petani dst.

 
Skenario kehancuran suatu negeri berikut peradabannya berdasarkan Al-Qur’an. (Foto: Dokumentasi Johan Arif)
Skenario kehancuran suatu negeri berikut peradabannya berdasarkan Al-Qur’an. (Foto: Dokumentasi Johan Arif)

Baca Juga: Misteri Situs Gobleki Tepe di Asia Barat
Misteri Kisah Nabi Adam AS
Apa itu Tanah?

Apa itu Peradaban?

Arkeolog, antropolog dan sejarawan selama beberapa tahun memperdebatkan apa definisi yang tepat untuk istilah peradaban (civilization). Ada yang mengatakan peradaban adalah kondisi suatu komunitas yang lebih unggul daripada barbarism (manusia yang berperilaku sangat kejam). Ada juga yang mengatakan peradaban itu berkaitan dengan suatu masyarakat yang sudah mengenal tulisan dan metalurgi, dan ada pula yang menghubungkan peradaban dengan kehadirannya suatu kota.  

Tingkat kehancuran (katastrop) dari beberapa jenis bencana alam yang terjadi dalam masa transisi. Ada peran manusia terhadap tingkat kerusakan karena kezaliman sehingga tingkat kehancurannya menjadi lebih tinggi. (Foto: Dokumentasi Johan Arif)
Tingkat kehancuran (katastrop) dari beberapa jenis bencana alam yang terjadi dalam masa transisi. Ada peran manusia terhadap tingkat kerusakan karena kezaliman sehingga tingkat kehancurannya menjadi lebih tinggi. (Foto: Dokumentasi Johan Arif)
 
Kehancuran suatu Negeri

Tetapi, negeri atau kota berikut peradabannya bisa hancur karena terjadinya bencana yang luar biasa besarnya. Dalam Al-Qur’an ada banyak cerita mengenai hal ini dan kita disuruh untuk mempelajari bencana yang luar biasa tersebut yang pernah menimpa negeri umat-umat terdahulu (lihat Yusuf 12:109).

Penyebab dari kehancuran suatu negeri berikut peradabannya adalah karena kezaliman manusianya. Namun, terjadinya kehancuran itu tidak serta merta tetapi terjadi secara bertahap atau perlahan (lihat Al Qalam 68:44) yang terjadi dalam masa transisi agar supaya manusia berpikir dan berubah. Selama masa transisi ini mereka akan merasakan berbagi masalah hidup atau penderitaan (lihat An Nahl 16:112), baik secara fisik maupun sosial. Bencana yang terjadi secara fisik misalnya gempa bumi, biasanya terjadi pada malam hari atau siang hari (lihat Al A’raaf 7:4)

Kisah dalam Al-Qur’an, menceritakan adanya korelasi antara kemakmuran suatu negeri dengan munculnya budaya paganism (penyembahan berhala) karena cara pandang manusia yang bersifat materialism (pandangan yang bersifat duniawi semata). Artinya, makin makmur suatu negeri atau kota, maka masyarakatnya makin banyak berpaham materialism, dan tidak percaya lagi kepada kehidupan setelah mati (akhirat). Tetapi, walaupun mereka tidak percaya kepada hari akhirat, dalam kehidupan sehari-harinya terutama yang berhubungan dengan keberuntungan (ekonomi, keselamatan dll.) mereka masih memerlukan perantara yaitu berhala –yang bisa berwujud sebagai benda mati atau hidup.

Wilayah Kerajaan Maya di Amerika Tengah. (Foto: Dokumentasi Johan Arif)
Wilayah Kerajaan Maya di Amerika Tengah. (Foto: Dokumentasi Johan Arif)

Peradaban Maya (Mesoamerika)

Pada tahun 1840-an, peradaban Maya ditemukan kembali oleh penjelajah Inggris-Amerika. Peradaban Maya adalah salah satu peradaban paling maju pada masa yang lalu, terkenal dengan kuil-kuilnya yang menjulang tinggi, kalender yang rumit dan kota-kota yang berkembang pesat.  Nenek moyang suku Maya kemungkinan berasal dari Amerika Selatan yang mengembangkan makanan pokok dari jagung.

Peradaban Maya yang muncul pada zaman Holosen Atas sekitar tiga atau empat ribu tahun lalu berkembang di wilayah Mesoamerika, lalu hancur pada zaman Akhir Holosen Atas ketika mencapai puncak kejayaannya sekitar 1.2 ribu tahun lalu (abad kesembilan & kesepuluh Masehi). Meskipun beberapa kota di utara terus berkembang, tetapi sebagian besar pusat-pusat kota Maya mulai runtuh. Kenapa?

Ada beberapa hipotesis mengenai hal ini antara lain, kekeringan yang berkepanjangan dan penggundulan hutan hingga keruntuhan politik dan peperangan. Bahkan, beberapa orang percaya bahwa kombinasi dari faktor-faktor ini memaksa orang-orang meninggalkan pusat kota. Namun, suku Maya tidak menghilang. Mereka masih ada hingga saat ini. Jutaan keturunan mereka tinggal di Meksiko, Guatemala, Belize dan Honduras sambil melestarikan bahasa, budaya dan tradisinya. Jadi, meskipun kota-kota besar mengalami kemunduran, masyarakat Maya dan warisannya masih tetap bertahan. Meskipun suku Maya bertahan, kejatuhan peradaban Maya membuat mereka yang tersisa rentan terhadap tekanan penjajahan Eropa yang dimulai pada tahun 1500-an. Pada saat Spanyol sepenuhnya menaklukkan Maya sekitar tahun 1524, sebagian besar kota-kota terpenting Maya telah ditinggalkan.

Akhir-akhir ini banyak orang yang mengaitkan kebencanaan di suatu wilayah dengan perubahan iklim. Bahkan, perubahan iklim oleh sebagian orang dianggap sebagai tanda kiamat yang akan datang. Tetapi, anggapan ini diduga juga muncul pada kehancuran peradaban Maya pada zaman Holosen Atas.

Peradaban Maya yang muncul pada zaman Holosen Atas berkembang di wilayah Mesoamerika yang meliputi Meksiko Selatan, Guatemala, Belize, Honduras dan El Salvador. Pada masa kejayaannya kita menyaksikan pembangunan kompleks arsitektur yang mengesankan, seperti di Tikal, Palenque dan Chichen Itza, yang ditandai dengan piramida yang menjulang tinggi, istana dan pusat upacara keagaman. Jaringan perdagangan menghubungkan suku Maya dengan wilayah lain sehingga memudahkan pertukaran barang dan ide.

Kadar isotop oksigen (d18O) & gypsum  dari endapan sedimen Danau Chinchancanab. (Foto: Dokumentasi Johan Arif)
Kadar isotop oksigen (d18O) & gypsum dari endapan sedimen Danau Chinchancanab. (Foto: Dokumentasi Johan Arif)

Para ahli menduga salah satu sebab punahnya peradaban ini karena perubahan iklim. Untuk memastikan ini, dilakukanlah studi di Danau Chinchancanab di Yucatan Meksiko, untuk melihat apa yang terjadi selama periode Holosen dengan memakai metode isotop dan sedimentologi. Dari hasil kajian ini memperlihatkan tingginya isotop oksigen (d18O) dan gypsum (ditandai dengan tingginya konsentrasi sulfur). Hal ini diduga berkaitan dengan iklim yang panas yang menyebabkan pusat kota yang dulunya makmur berubah menjadi tanah tandus.

Menurut pendapat saya, fenomena perubahan iklim dan bencana alam lainnya adalah sebagai eksekutor dari kepunahan atau kehancuran suatu wilayah pada masa lalu bahkan hingga saat ini. Dari kajian sejarah kita tahu, kaum Nabi Nuh as dihancurkan dengan banjir, kaum Nabi Huud AS dihancurkan dengan angin yang dingin selama delapan hari, kaum Nabi Saleh AS dihancurkan dengan petir dan kaum Nabi Luth AS dihancurkan dengan gempa bumi yang dahsyat. Kehancuran mereka itu karena kezaliman. Lalu, apakah punahnya peradaban Maya ini juga karena kezaliman yang mereka lakukan? Apakah pernah ada utusan Tuhan (nabi) yang pernah datang kepada komunitas Maya sebelum punahnya peradaban mereka? Mungkin saja ada karena dari beberapa literatur disebutkan bahwa jumlah para nabi itu adalah lebih-kurang 124.000 orang yang tersebar di berbagai tempat di dunia ini dan di berbagai zaman.

*Kawan-kawan bisa membaca artikel-artikel Johan Arif, atau tulisan-tulisan lain tentang Situs Geologi

Hits: 1

EnglishIndonesia