Apa itu Tanah?
Apa itu Tanah?
Tanah bersifat dinamis dan peka terhadap keadaan lingkungan yang terjadi di sekitar kita. Jadi, ketika terjadi perubahan lingkungan, tanah akan merespons.
Johan Arif
Peneliti Geoarkeologi & Lingkungan di ITB, Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung.
6 Desember 2024
BandungBergerak.id – Dalam surat Al An’aam 6:2 disebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah. Pada surat yang lain yaitu Qaaf 50:11 disebutkan Allah swt menghidupkan tanah yang mati (kering) dengan turunnya hujan.
Seperti halnya dengan udara dan air, tanah adalah sumber daya alam yang penting bagi makhluk hidup. Tanah bersifat dinamis dan peka terhadap lingkungan yang terjadi di sekitar kita. Jadi, ketika terjadi perubahan lingkungan, tanah akan merespons. Dalam geologi ada istilah paleosoil, yaitu tanah yang terkubur di bawah endapan sedimen atau vulkanik dan terkadang telah terlitifikasi menjadi batuan.
Baca Juga: Menelisik Cara Hidup Manusia pada Masa lalu di Asia Barat
Misteri Situs Gobleki Tepe di Asia Barat
Misteri Kisah Nabi Adam AS
Proses Awal Pembentukan Tanah
Asal tanah adalah dari batuan. Batuan ini bisa tergolong sebagai batuan beku, sedimen atau batuan metamorf, yang kemudian mengalami pelapukan secara fisik dan kimia. Proses pelapukan tersebut berjalan sangat lambat, mungkin dalam waktu ribuan atau jutaan tahun. Tanah yang terbentuk langsung di atas bahan induk disebut tanah residual (residual soil) yang memiliki komposisi yang sama dengan batuan induknya. Sedangkan tanah yang terbentuk hasil erosi suatu batuan, komposisinya bisa berbeda dengan batuan induk. Tanah seperti ini disebut tanah non-residual (transported soil). Setelah pelapukan menciptakan tanah, tumbuhan akan menjalankan peran dalam mengasimilasi unsur-unsur yang diperlukan bagi hewan, termasuk manusia, melalui proses fotosintesa proses biokimia pembentukan karbohidrat dengan bantuan energi cahaya matahari.
Penampang Tanah
Tanah yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama disebut tanah tua yang dicirikan dengan adanya lapisan-lapisan yang disebut “Horizon”. Penampang tanah terdiri dari beberapa horizon. Horizon C (saprolit) merupakan zona transisi antara batuan induk dan tanah. Horizon di atasnya (A, E & B) menunjukkan tekstur tanah yang lebih jelas. Tanah yang berumur muda mungkin hanya memiliki Horizon A di atas horizon C.
Horison A kaya akan humus sehingga memberikan warna yang gelap. Air hujan akan merembes melalui Horizon A dan Horizon E, membawa mineral dan partikel tanah lempung turun melalui proses yang disebut pencucian (leaching) ke lapisan Horizon B (subsoil). Horizon B ini berwarna coklat atau sawo matang kaya akan tanah liat dan memiliki lebih sedikit humus daripada Horizon A. Horizon C terdiri dari batuan induk yang sebagian sudah berubah akibat dari proses pelapukan. Horizon C biasanya berwarna kemerahan karena kaya akan kandungan oksida besi.
Taksonomi Tanah
Di Amerika Serikat, ilmuwan tanah telah merancang sistem untuk mengklasifikasikan tanah yang dikenal sebagai Taksonomi Tanah. Sistem ini menekankan sifat fisik dan kimia dari profil tanah dan disusun berdasarkan karakteristik tanah yang dapat diamati. Nama-nama unit klasifikasi adalah gabungan suku kata, yang sebagian besar berasal dari bahasa Latin. Nama-nama tersebut bersifat deskriptif. Misalnya, tanah dari ordo aridosol (aridus = kering & solum = tanah) secara khas merupakan tanah kering di daerah kering. Sistem ini sangat berguna untuk pertanian dan tujuan penggunaan lahan terkait, tetapi bukan sistem yang berguna bagi insinyur yang sedang mempersiapkan evaluasi suatu lokasi untuk konstruksi.
Tanah sebagai Sumber Unsur Karbon (C)
Karbon merupakan bahan dasar penyusun kehidupan dan unsur yang menjadi dasar semua zat organik, dari batu bara, minyak hingga DNA (asam deoksiribonukleat) senyawa yang membawa informasi genetik. Meskipun sangat penting bagi kehidupan, karbon bukanlah salah satu unsur yang paling melimpah di kerak bumi. Karbon hanya menyumbang 0,032% dari berat kerak bumi, jauh di bawah oksigen (45,2%), silikon (29,5%), aluminium (8,0%), besi (5,8%), kalsium (5,1%) dan magnesium (2,8%).
Tanah adalah salah satu sumber unsur karbon. Tanaman akan menyerap CO2 dari udara dan mengubahnya menjadi unsur karbon melalui proses fotosintesa yang kemudian di aliran ke dalam tanah. Artinya, makin banyak tanaman maka tanah di sekitar tanaman tersebut makin kaya akan unsur karbon. Jadi, dapat dikatakan bahwa suatu tanah dibilang subur kalau kaya akan unsur karbon.
Penduduk di cekungan sungai Amazon Amerika Selatan selama berabad-abad, bahkan ribuan tahun telah mengamalkan cara penyuburan tanah yang mereka sebut Terra Preta –tanah hitam dalam bahasa Portugis– yaitu berupa campuran arang dengan bahan organik. Metode Terra Preta telah ada di masyarakat hortikultura dan pertanian skala kecil di seluruh dunia selama ribuan tahun. Bahan utamanya adalah arang, karena arang menyimpan karbon dalam waktu yang sangat lama dan meningkatkan kesuburan tanah asam. Bahan lainnya adalah bahan organik yang mengalami fermentasi, sehingga menghasilkan lapisan tanah yang padat nutrisi.
Pertanian Karbon
Pertanian tetap menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon global. Tetapi, pertanian bisa menjadi penyerap karbon bersih dengan melakukan pertanian karbon (carbon farming) yang merupakan usaha untuk meningkatkan penyerapan dan penyimpanan karbon di tanah. Dengan melakukan cara ini kita dapat membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan CO2 dari atmosfer sebagai salah satu gas rumah kaca.
*Kawan-kawan bisa membaca artikel-artikel Johan Arif, atau tulisan-tulisan lain tentang Situs Geologi
Hits: 14